Laman

Selasa, 19 November 2013

Mancing Mania Mantabb

Momen akhir pekan menjadi salah satu momen yang paling ditunggu para pegawai KPPN Ruteng, Hari libur tersebut kami manfaatkan untuk kegiatan Memancing berhubung Kota Ruteng Berada di daerah Pegunungan untuk kegiatan memancing ini harus dilakukan di daerah Reo sekitar 50 KM dari Kota dimana KPPN Ruteng berada, untuk menuju daerah tersebut kami memerlukan waktu sekitar 2 Jam Perjalanan Darat dengan medan seperti jalan-jalan di daerah Flores pada umumnya, jalan penuh dengan tikungan tajam dengan jurang disisi kanan kirinya.
Selama perjalanan menuju Reo disuguhkan dengan pemandangan persawahan yang sangat indah dan subur, mungkin orang yang belum pernah pergi ke NTT khususnya flores berpikir bila mendengar kata flores adalah daerah yang gersang, tandus, dan sulit air saya jadi teringat ejekan teman saya ketika awal-awal penempatan di KPPN Ruteng yang berkata “Sumber Air Su dekat” hahaha… ternyata kondisi disini tidak seperti yang dibayangkan, tanahnya subur, dan konon katanya Flores bisa memenuhi kebutuhan berasnya sendiri (Tanpa Harus IMPOR) hehehe…
Foto Persawahan Flores
 ISTIRAHAT SEJENAK SAMBIL MAKAN JAGUNG


Salah satu tanda-tanda kita sudah hampir sampai di Reo kita akan melalui jalanan di pinggir sungai,  sambil istirahat sejenak setelah kira-kira satu setengah jam perjalanan kami istirahat sambil menyatap lemang,  makanan yang terbuat dari beras ketan, dan cara memasaknya pun cukup unik, ketan dimasukkan kedalam bambu, ditutup dengan daun pisang, dan bambunya dibakar, ada beberapa penjual lemang yang bisa ditemukan selama perjalanan menuju Reo 


 Lemang Bakar

Maknyuss Sodara-Sodara

Setelah Perjalanan Darat Selama dua jam, kurang lebih jam tiga sore kami sudah sampai di pelabuhan, ternyata cuaca sore itu terlihat kurang mendukung, awan tebal ada diatas kami, lumayan lah membuat kami gundah gulana karena bisa  batal naik kapal trus cuma mancing dipinggir pelabuhan, sambil menunggu kepastian antara hujan atau tidak kami duduk-duduk ngopi terlebih dahulu, sambil mempersiapkan mata kail kami, oh iya alat yang saya gunakan untuk mancing kali ini senar pancing sepanjang 300an meter, tanpa joran, hanya bambu saja untuk menggulung senar pancing itu, modal yang saya keluarkan gag sampai 100ribu, hanya untuk membeli senar pancing saja, untuk mata kail dan pemberatnya boleh gratis, mintaa keteman-teman yang lebih senior.. hehehe

Setelah hampir satu jam menunggu akhirnya langit sudah terang kembali, sangat berbahaya kalau kita dilaut ketika badai, selain ombak besar, kami juga takut tersambar petir, setelah dipastikan bahwa malam itu tidak akan ada badai, kami pun segera naik perahu nelayan yang sudah kami pesan telebih dahulu.

Hari itu kami ditemani nelayan, namanya Pak Arifin, sedikit cerita sudah puluhan tahun menjadi nelayan di daerah Reo, dulunya beliau tidak menggunakan perahu motor awalnya menggunakan sampan kecil, dan hanya ikut orang, ketika masih menggunakan tetapi alhamdulillah sekarang sudah punya perahu motor sendiri beliau cerita ketika menggunakan sampan kecil hasilnya tidak seberapa, bahkan bisa dibilang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, bahkan ketika anak pak arifin sakit, beberapa tahun yang lalu harus dirawat karena typus alhamdulillah ada ketika itu ada dokter yang baik, yang memperbolehkan membayar biaya perawatan dengan dicicil,  biaya yang dikeluarkan saat itu 1,5 dan saat itu musim angin barat, terlalu berresiko untuk nelayan dengan perahu kecil katanya, beliau pun akhirnya ikut kapal besar, bayangkan untuk mencari 1,5juta saat itu harus bekerja selama 6 bulan, dan akhirnya kewajiban itu terbayar.

Akhirnya kami berlabuh, dan saya coba lempar pancing tidak terlalu lama terasa ada tarikan, tetapi sayang terlepas, dan sayangnya lagi lemparan pancing berikutnya tidak terasa ada ikan yang makan umpan. Karena dirasa sudah lama dan tidak dapat ikan, lagian arus ditempat itu sedang deras, kami pun pindah ke lokasi berikutnya, katanya spotnya ikan dan punya kedalaman yang lumayan sekitar 160an meter. 








Selasa, 17 September 2013

Pembagian Batch 1

Ruteng, 17 September 2013
1239688_10200904741917034_605497746_nKami Ayo BerbuatBaik! bersama para Sahabat Baik dari Sedekahpendidikan.org bersama dengan SM3T – Angkatan II (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Tertinggal & Terluar) untuk mendistribusikan amanah berupa paket alat sekolah untuk anak-anak di pedalaman Nusa Tenggara Timur dari para Sahabat BerbuatBaik di Jakarta. Melawan dinginnya pagi kami pun berangkat ke Ruteng, perjalanan yang harus kami tempuh sekitar 2 jam dengan menggunakan motor melewati pesisir pantai hingga jalan tanjakan tinggi di daerah pengunungan. Kesibukan dimulai, dinginnya kota Ruteng yang terletak di ketinggian kurang lebih 1300 dpl tidak menghalangi langkah kami untuk mendistribusikan bantuan perlengkapan sekolah yang terdiri dari sepatu, tas, seragam sekolah dan alat tulis sebanyak 58 paket. Kami harus mendistribusikannya untuk siswa SDI Lokom di Kampung Lokom, Desa Terong Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur

923397_10200904714996361_843784279_nPerjuangan dimulai dari pagi hari,  kami harus segera membawa semua paket menuju tempat pendistribusian. Untuk mencapai itu tidaklah mudah, kami harus membawa dengan oto truk (kendaraan yang biasa digunakan di Flores) yang hanya ada sampai pukul 11.00 WITA. Lama perjalanan yang harus kami tempuh sekitar ± 3,5 jam untuk tiba di Narang (kota kecamatan Satarmese Barat), perjalanan yang panjang dan kami tiba sekitar jam 15.00 WITA. Perjuangan tidak hanya sampai disitu, kami harus membawa bantuan itu dari kontrakan kami menuju ke ujung aspal dengan 2 motor. Sehingga kami harus beberapa kali pulang pergi untuk mengambil bantuan itu yang berjumlah 6 karung dan barang-barang lainnya. Motor kami hanya bisa sampai jalan ujung aspal, karena jalan sudah tidak bisa dilalui motor.
Jalan yang kami lalui semakin berat. Kami harus membawanya menapaki bukit Lokom yang terjal. Dibantu beberapa siswa SDI Lokom, dan kebetulan saat itu ada orang tua siswa yang akan kembali pulang ke kampung Lokom dan mereka dengan senang hati mau ikut membantu membawa paket bantuan di karung menuju ke sekolah. Kami membawa paket-paket perlengkapan sekolah menuju SDI Lokom yang terletak diujung bukit, kami harus melewati beberapa sungai kecil dan dua sungai besar yang mengalir deras tanpa ada jembatan untuk menyeberanginya hanya berpijak pada batuan-batuan yang ada di aliran sungai Waecireng untuk melewatinya. Mendaki perbukitan yang terjal dan ditambah membawa barang yang tidak ringan membuat kami kesulitan untuk menapaki jalan setapak yang mendaki, kami harus melewati tebing-tebing dengan jurang di sebelah kami.
1174826_10200904686955660_2086035921_n 
Tidak hanya sekali atau dua kali kami jatuh bangun karena medan yang licin disebabkan guyuran hujan. Kondisi jalan yang sudah mulai gelap membuat kami semakin kesulitan dengan jarak pandang yang terbatas karena hanya mengandalkan senter, jalan setapak yang kami lewati semakin sulit dan mendaki dengan kemiringan sekitar 60o, setelah hampir 2 jam kami berjalan menapaki perbukitan akhirnya kami tiba di lokasi. Setelah sampai di lokasi Kampung Lokom kami disambut dengan upacara adat, karena penyerahan bantuan ini bersamaan dengan perpisahan SM3T angkatan II dan penerimaan SM3T angkatan III. Pagi harinya, 58 paket telah kami siapkan untuk siswa SDI Lokom yang berjumlah 58 siswa dari kelas satu hingga kelas enam. Tetapi kelas III di sekolah ini tidak ada. Anak-anak terlihat begitu antusias melihat kami membawa perlengkapan sekolah yang akan kami bagikan untuk mereka. Untuk membaginya kami sengaja memanggil satu persatu siswa dari kelas satu hingga kelas enam, hal ini kami maksudkan agar anak-anak tertib dalam menerima perlengkapan sekolah.

Kegembiraan mereka begitu terlihat ketika kami selelesai membagikan perlengkapan sekolah, memiliki alat sekolah layak adalah hal yang sulit untuk mereka. Anak-anak langsung memakainya dan tersenyum senang melihat sepatu, seragam sekolah dan tas baru yang telah berisi alat-alat sekolah. Jika biasanya mereka datang sekolah dengan baju yang lusuh tanpa sepatu dan bahkan hanya kantong plastik bekas yang mereka gunakan untuk tempat buku-buku mereka, sekarang mereka pergi sekolah dengan seragam lengkap juga tas serta alat tulis yang memadai. Semoga ini menjadi motivasi mereka untuk meraih mimpi-mimpi karena mereka adalah generasi emas Indonesia yang akan menjadi pilar kemajuan bangsa dimasa yang akan datang.
 537962_10200905713301318_1273570678_n
”  Wujudkan Asa untuk Meraih Cita… Ayo BerbuatBaik! ”